Ibu…
Sedikit pun tak kuelak akan kepergianmu
Dan sedikit pun tak kusesali kehilanganmu
Hanya saja aku selalu menangisi
Kenapa ketika aku tersungkur dalam luka,
dan kau membelai manja
aku tak merasa???
Kenapa ketika aku terjatuh pada celaka,
dan kau memeluk mesra
aku tak merasa???
Kenapa ketika aku lelah pada masalah,
dan kau mengusap gelisah dengan sejuta kasih
aku tak merasa???
Kini aku hilang mimpi
menjadikanku gila diri
Kini aku melenggang sepi
menjadikanku mati
Kini aku melangkah sunyi
menjadikanku terbalut misteri
Dan kini, aku sadar tanpamu aku hilang pegangan
Bimbangku dalam pandangan depan
Raguku pada jejak kaki yang samar dalam harapan
Lelahku pada akhir penantian sebuah jawaban
Biarlah dan sudahlah maka lupakanlah resah
Disini, diantara keramaian kota yang menenggelamkanku pada kepalsuan sebuah janji
Aku tetap tegar berdiri
Aku terus saja bernyanyi
Dan tiada hentiku menari-nari walau sendiri
Untuk melawan rindu yang kerap menghampiri
Ibu….Kasihmu kan selamanya kudekap
Dalam balutan sekuntum mawar doa, kuselip namamu
Merajut benang sutra
Esok dan selamanya…aku pasti kan menggenggam cintaNYA
Maafkan aku yang sesekali masih ragu dalam lugu.
Tepian Kota Mati, 290709//17.00′
This post was submitted by mena larasati.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus