Bismillah…
Sesungguhnya seorang makhluk tidak pantas untuk membanggakan atau menyombongkan diri.
Seorang yang kaya tidak pantas membanggakan kekayaannya…
Seorang yang pintar tidak pantas menyombongkan kepintarannya
Seorang yang cantik atau tampan juga tak pantas sombong atas kesempurnaan dirinya…
Saudaraku, jika ada yang bertanya, apakah seorang yang menciptakan artinya dia lah sang pemilik? Jika iya, maka benarlah bahwa sesungguhnya apa yang kita punya dan nikmati sepanjang hidup kita di dunia ini ternyata hanyalah pinjaman!
Kenapa?
Saudaraku, bukankah kita adalah makhluk ciptaan Allah? Allah ciptakan jasad kita dengan sempurna kemudian di tiupkan ruh ke dalam jasad agar kita hidup. Dan tahukah bahwa semua yang Allah letakkan di jasad kita hanyalah titipan? Sungguh ketika kita lahir ke dunia, tak ada satupun yang kita bawa, kita sungguh miskin!
Ketika telah sampai kita di dunia, sebagian dari kita mulai menikmati fasilitas dunia. Kemudian kita tumbuh dan semakin bertambah banyak pinjaman kita dari Allah.
Usia yang terus bertambah itu bukanlah pemberian Allah, tapi titipan…bukankah usia kita telah ditentukan sebelum kita lahir ke dunia? Kita memang tak tahu kapan, tapi Allah sewaktu-waktu pada saat tak terduga berhak untuk mengambil kembali apa yang sudah kita pinjam dariNya.
Ketika kita menikmati masa-masa menngenyam pendidikan di sekolah, bertambah lagi pinjaman kita pada Allah.
Otak yang selalu berpikir hingga kita mampu menjadi manusia cerdas sesungguhnya merupakan pinjaman dari Allah. Ketika suatu waktu Allah ingin mengambilnya dari kita, adakah daya kita untuk tak memberikannya? Jelas tak bisa, karena kecerdasan itu punya Allah.
Ketika kita bangga dengan kecantikan atau ketampanan kita, sadarkah bahwa itu juga merupakan pinjaman dari Allah?
Kecantikan atau ketampanan ketika suatu waktu ingin Allah ambil kembali, adakah kemampuan kita untuk mencegahnya? Meski kita menjaganya dengan jutaan pemelihara kecantikan atau ketampanan, tak ada yang mampu melawan ketika Allah ingin mengambil apa yang Dia punya.
Saudaraku, ketika Allah menitipkan semua hal kepada kita, mulai dari otak, hati dan seluruh anggota badan, bukankah semuanya dalam keadaan suci? Maka pantaskah ketika tiba waktunya kita mengembalikan semua itu padaNya, semua titipan itu tak lagi suci dan sama seperti ketika pertama kita di titipkanNya?
Otak yang awalnya bersih, ketika kita kembalikan sudah dalam keadaan kotor karena banyaknya pikiran-pikiran tak berguna dan penuh dosa…
Hati yang awalnya terjaga dan suci ketika kita kembalikan sudah dalam keadaan penuh debu karena terlalu sering kita sesaki ia dengan maksiat dan kelalaian…
Mata yang awalnya suci ketika dikembalikan sudah dalam keadaan tak lagi bercahaya karena sudah terlalu sering digunakan melihat hal-hal yang diharamkan…itulah pandangan mata yang khianat…
Telinga yang awalnya suci ketika dikembalikan sudah penuh kotoran karena terlalu sering mendengar ghibah, kejelekan orang lain dan suara-suara yang tidak berguna…
Mulut yang tadinya terjaga ketika dikembalikan sudah dalam kondisi carut marut karena seringnya mengghibah, berdusta, dan mengadu domba, dan berkata-kata yang menyakitkan….
Tangan yang tadinya bersih ketika dikembalikan sudah dalam keadaan penuh lumpur hitam karena seringnya digunakan untuk mencuri, menyentuh yang bukan haknya, dan menyakiti jasad yang tak berdosa….
Kaki yang tadinya bersih tegak ketika dikembalikan sudah dalam keadaan penuh debu dan pasir keruh karena seringnya digunakan untuk melangkah ke tempat-tempat maksiat dan menyekutukan Allah…
Maka saudaraku, andai ketika ada yang menitipkan sesuatu pada kita dan ketika ia ingin mengambilnya kembali sudah dalam keadaan tak utuh dan tak sama ketika pertama kali di titipkan, adakah malu yang kita rasakan? Betapa tidak amanahnya kita menjaga titipan itu…bukankah kita akan di cap sebagai pengkhianat?
Begitu pula Allah, Dia titipkan semua itu agar kita bisa menjaganya dengan baik. Agar kelak Allah akan memberikan balasan pada tiap-tiap kita yang mampu dan bersungguh-sungguh menjaga segala pinjamanNya, begitu pula dengan kita yang tak bisa diberikan amanah untuk menjaga semuanya. Sekarang, balasan seperti apa yang kita inginkan?
Maka saudaraku, selagi nafas ini masih berkenan Dia titipkan pada kita, gunakan dan manfaatkanlah untuk hal-hal yang baik. Tak boleh lagi ada pengkhianatan disana. Selagi ruh ini masih bersatu dengan jasad, mari perbaiki semuanya dan jadikan diri kita seorang penjaga titipanNya yang amanah….
Wallahualam….
FOSKI STMIK Banjarbaru
Raida Sebutir Pasir Fitriani
12 Februari jam 8:53 Balas
Sesungguhnya seorang makhluk tidak pantas untuk membanggakan atau menyombongkan diri.
Seorang yang kaya tidak pantas membanggakan kekayaannya…
Seorang yang pintar tidak pantas menyombongkan kepintarannya
Seorang yang cantik atau tampan juga tak pantas sombong atas kesempurnaan dirinya…
Saudaraku, jika ada yang bertanya, apakah seorang yang menciptakan artinya dia lah sang pemilik? Jika iya, maka benarlah bahwa sesungguhnya apa yang kita punya dan nikmati sepanjang hidup kita di dunia ini ternyata hanyalah pinjaman!
Kenapa?
Saudaraku, bukankah kita adalah makhluk ciptaan Allah? Allah ciptakan jasad kita dengan sempurna kemudian di tiupkan ruh ke dalam jasad agar kita hidup. Dan tahukah bahwa semua yang Allah letakkan di jasad kita hanyalah titipan? Sungguh ketika kita lahir ke dunia, tak ada satupun yang kita bawa, kita sungguh miskin!
Ketika telah sampai kita di dunia, sebagian dari kita mulai menikmati fasilitas dunia. Kemudian kita tumbuh dan semakin bertambah banyak pinjaman kita dari Allah.
Usia yang terus bertambah itu bukanlah pemberian Allah, tapi titipan…bukankah usia kita telah ditentukan sebelum kita lahir ke dunia? Kita memang tak tahu kapan, tapi Allah sewaktu-waktu pada saat tak terduga berhak untuk mengambil kembali apa yang sudah kita pinjam dariNya.
Ketika kita menikmati masa-masa menngenyam pendidikan di sekolah, bertambah lagi pinjaman kita pada Allah.
Otak yang selalu berpikir hingga kita mampu menjadi manusia cerdas sesungguhnya merupakan pinjaman dari Allah. Ketika suatu waktu Allah ingin mengambilnya dari kita, adakah daya kita untuk tak memberikannya? Jelas tak bisa, karena kecerdasan itu punya Allah.
Ketika kita bangga dengan kecantikan atau ketampanan kita, sadarkah bahwa itu juga merupakan pinjaman dari Allah?
Kecantikan atau ketampanan ketika suatu waktu ingin Allah ambil kembali, adakah kemampuan kita untuk mencegahnya? Meski kita menjaganya dengan jutaan pemelihara kecantikan atau ketampanan, tak ada yang mampu melawan ketika Allah ingin mengambil apa yang Dia punya.
Saudaraku, ketika Allah menitipkan semua hal kepada kita, mulai dari otak, hati dan seluruh anggota badan, bukankah semuanya dalam keadaan suci? Maka pantaskah ketika tiba waktunya kita mengembalikan semua itu padaNya, semua titipan itu tak lagi suci dan sama seperti ketika pertama kita di titipkanNya?
Otak yang awalnya bersih, ketika kita kembalikan sudah dalam keadaan kotor karena banyaknya pikiran-pikiran tak berguna dan penuh dosa…
Hati yang awalnya terjaga dan suci ketika kita kembalikan sudah dalam keadaan penuh debu karena terlalu sering kita sesaki ia dengan maksiat dan kelalaian…
Mata yang awalnya suci ketika dikembalikan sudah dalam keadaan tak lagi bercahaya karena sudah terlalu sering digunakan melihat hal-hal yang diharamkan…itulah pandangan mata yang khianat…
Telinga yang awalnya suci ketika dikembalikan sudah penuh kotoran karena terlalu sering mendengar ghibah, kejelekan orang lain dan suara-suara yang tidak berguna…
Mulut yang tadinya terjaga ketika dikembalikan sudah dalam kondisi carut marut karena seringnya mengghibah, berdusta, dan mengadu domba, dan berkata-kata yang menyakitkan….
Tangan yang tadinya bersih ketika dikembalikan sudah dalam keadaan penuh lumpur hitam karena seringnya digunakan untuk mencuri, menyentuh yang bukan haknya, dan menyakiti jasad yang tak berdosa….
Kaki yang tadinya bersih tegak ketika dikembalikan sudah dalam keadaan penuh debu dan pasir keruh karena seringnya digunakan untuk melangkah ke tempat-tempat maksiat dan menyekutukan Allah…
Maka saudaraku, andai ketika ada yang menitipkan sesuatu pada kita dan ketika ia ingin mengambilnya kembali sudah dalam keadaan tak utuh dan tak sama ketika pertama kali di titipkan, adakah malu yang kita rasakan? Betapa tidak amanahnya kita menjaga titipan itu…bukankah kita akan di cap sebagai pengkhianat?
Begitu pula Allah, Dia titipkan semua itu agar kita bisa menjaganya dengan baik. Agar kelak Allah akan memberikan balasan pada tiap-tiap kita yang mampu dan bersungguh-sungguh menjaga segala pinjamanNya, begitu pula dengan kita yang tak bisa diberikan amanah untuk menjaga semuanya. Sekarang, balasan seperti apa yang kita inginkan?
Maka saudaraku, selagi nafas ini masih berkenan Dia titipkan pada kita, gunakan dan manfaatkanlah untuk hal-hal yang baik. Tak boleh lagi ada pengkhianatan disana. Selagi ruh ini masih bersatu dengan jasad, mari perbaiki semuanya dan jadikan diri kita seorang penjaga titipanNya yang amanah….
Wallahualam….
FOSKI STMIK Banjarbaru
Raida Sebutir Pasir Fitriani
12 Februari jam 8:53 Balas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih, komentar anda sangat berarti bagi ega. Isi pendapat anda tentang blog ini di Testimoni. Tinggalkan pesan di Blogroll untuk tukaran link