Rabu, 09 Mei 2012

ERP SIKLUS PRODUKSI KE SCM (SIA).

PENDAHULUAN


Latar Belakang
Saat ini teknologi komunikasi dan informasi mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Dalam dunia bisnis, perkembangan ini pun dimanfaatkan  untuk menyediakan sistem bisnis yang lebih baik. Bisnis yang baik adalah bisnis yang dapat dipercaya (reliable), mudah digunakan (user friendly) dan melakukan pelayanan dengan cepat (Wanurmarahayu, 2010). Customer menginginkan akses produk dan pelayanan 24 jam, 7 hari, dan hal tersebut tersedia dalam e-business . Selain itu saat ini telah terjadi peningkatan tren perdagangan secara online (Admin, 2010). 

Peran Supply Chain Management Dalam Sistem Produksi-Operasi


Jurnal

Abstrak
Konsep sistem produksi dan operasi yang diterapkan perusahaan saat ini, baik manufaktur maupun jasa sudah saatnya harus memperhatikan elemen di luar perusahaan yang bersangkutan. Artinya, mengelola elemen input, proses transformasi, dan output saja tidak akan cukup memberikan value kepada konsumen. Oleh karenanya elemen supplier dan konsumen (baik distributor maupun konsumen akhir) juga menjadi bagian yang harus dikelola perusahaan.
Supply Chain Management (SCM) sebagai suatu pendekatan terpadu yang meliputi seluruh proses manajemen material, memberikan orientasi kepada proses untuk menyediakan, memproduksi, dan mendistribusikan produk kepada konsumen. Konteks material dalam pengertian SCM tentunya tidak hanya meliputi bahan baku dan output (barang jadi) saja,

Drivers of Supply Chain Performance

Supply chain Drivers

  • Drivers of Supply Chain Performance
Untuk mengerti bagaimana perusahaan memperbaiki performansi supply chain dalam konteks responsive dan efisiensi,kita perlu memerikasa logistik dan driver lintas fungsi dari performansi supply chain : Fasilitas,Inventory,Transportasi,Informasi,Sourcing,dan Harga. Driver tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lainnya untuk menentukan performansi supply chain dalam konteks responsive dan efisiensi dan bertujuan untuk menigkatkan tingkat responsive pada biaya yang serendah mungkin.
Pertama, kita akan mendefinisikan setiap driver dan dampak pada performansi dalam supply chain:
1)      Fasilitas : lokasi yang berbentuk fisik dalam jaringan supply chain dimana produk disimpan dan di rakit. Ada 2 tipe mayoritas fasilitas yaitu lokasi produksi dan lokasi gudang.lokasi,kapasitas dan fleksibiltas dari fasilitas akan menjadi hal yang signifikan bagi performansi supply chain.
2)      Inventory : meliputi bahan material, produk setengah jadi maupun produk jadi.merubah kebijakan inventory akan menyebabkan perubahan dramatis terhadap efisiensi dan responsivnes supply chain.
3)      Transportasi : perpindahan barang dari satu titik awal ke titik selanjutnya.dalam supply chain transportasi dapat menggunakan banyak kombinasi mode transportasi dan rute.suatu pilihan transportasi dalam supply chain dapat menimbulkan dampak pada efisiensi dan responsivnes supply chain.
4)      informasi :terdiri dari data,analisis yang lebih konsen kepada  fasilitas,inventory,transportasi,biaya,harga,dan customer di sepanjang supply chain.informasi dapat menjadi driver tersebesar dalam supply chain karena dapat memberikan efek secara langsung terhadap driver yang lain.dan dengan hadirnya management informasi dapat menjadi kesempatan untuk membuat supply chain lebih efisien dan responsive.
5)      Sourcing : pilihan yang akan dilakukan dalam supply chain seperti produksi,gudang,transportasi dan management informasi.pada level strategy,keputusan ini akan menentukan apa fungsi yang akan dilakukan oleh perusahaan dan yang tidak dilakukan.hal ini dapat memberikan efek terhadap efisiensi dan responsivness supply chain.
6)      harga : menentukan seberapa banyak perusahaan akan menukar barang dan jasa sehingga bisa tersedia dalam supply chain.harga dapat mempengaruhi prilaku pembeli sehingga dapat meberikan efek terhadap performansi supply chain.
  • Kerangka struktur driver

Chopra & Meindl (2001) menyatakan bahwa dalam SCM terdapat empat penggerak
(driver), yaitu persediaan, transportasi, fasilitas, dan informasi. Dari keempat penggerak tersebut, informasi merupakan penggerak utama. Informasi sangat mempengaruhi ketiga penggerak lainnya.
sumber:
Meindil, Peter and Sumil Chopra, 2007, “Supply Chain Management”, New Jersey: Pearson.
Rahman, S., & Wu, Y.-C. J. (2011). Logistic outsourcing in China: the manufacturer-cum-supplier perspective. Supply Chain Management: An International Journal, 462-473.

Bullwhip Effect, Efek Cambuk dalam Supply Chain

Bullwhip Effect, Efek Cambuk dalam Supply Chain

Bullwhip effect merupakan istilah yang digunakan dalam dunia inventory yang mendifinisikan bagaimana pergerakan demand dalam supply chain. Bullwhip yaitu cambuk, alat untuk mengendalikan sapi atau banteng. Konsepnya adalah adalah suatu keadaan yang terjadi dalam supply chain, dimana permintaan dari customer mengalami perubahan, baik semakin banyak atau semakin sedikit, perubahan ini menyebabkan distorsi permintaan dari setiap stage supply chain. Distorsi tersebut menimbulkan efek bagi keseluruhan stage supply chain yaitu permintaan yang tidak akurat.
1. Planning, dari sisi planning penyebab fenomena ini adalah adanya perubahan forecast demand, dengan perubahan forecast demand, dimana ketika demand atau permintaan berubah di sisi si perusahaan juga mempertimbangkan safety stock yang ada, pastinya akan meningkatkan total permintaan perusahaan ke produsen.
Contohnya Perusahaan A, dengan safety stock 20 pcs, biasanya order bulanan 50 pcs total demand 70 pcs. Suatu bulan Perusahaan A mengubah order bulanan dari 70 pcs menjadi 80 pcs, karena permintaan konsumen meningkat. Sehingga total permintaan sebesar 100 pcs. Permintaan yang menjadi informasi bagi supllier Perusahaan adalah 100 pcs. 100 pcs tersebut akan memberikan informasi bagi supplier untuk menyediakan material bagi perusahaan A lebih dari 100, termasuk safety stock supplier sendiri. begitu juga untuk suplier tingkat 2 yang mensuplai supllier pastinya akan menyediakan material lebih dari 100+SS suplier pertama, begitu dst. sedangkan penyebab kedua adalah sistem batch dalam proses order material.
2. Behavior, penyebab dari kondisi aktual adalah adanya variasi harga dalam supply chain dan adanya shortage, contohnya promosi.  promosi menyebabkan perubahan demand yang tidak seperti biasanya. ilustrasinya sama seperti penyebab di atas.
Dalam kondisi apapun, sebisa mungkin dalam supply chain bias ini harus diminimalkan. Kemudian kenapa kok bisa sampai terjadi fenomena planning dan behavior yang menyebabkan bulwhip effect? Ada beberapa penyebab yang lebih detil lagi berkaitan dengan bullwhip effect yaitu demand forecast updating, order batching, price variation, Rationing dan shortage gaming, material lead time, information lead time, machine breakdown, capacity limits dan jumlah stage dalam supply chain.
Namun dari beberapa penyebab di atas yang mempunyai pengaruh terbesar dalam terjadinya bullwhip effect adalah demand forecasting updating, jumlah stage dalam supply chain dan variasi harga. Bagaimana hal tersebut bisa mempunyai pengaruh besar dalam proses bullwhip tersebut? Logikanya sebagai berikut, setiap kali ada permintaan konsumen 10 permen, retailer akan memberikan persediaan total 15 permen, mengapa karena si retailer akan berusaha untuk memenuhi service level, hal ini akan terus meningkat ke ujung supply chain, si pembuat permen pasti akan mendapatkan order 25 permen dari retailer, seterusnya si manufaktur permen akan membeli bahan pembuat permen untuk minimal bikin 25 permen atau lebih, pastinya lebih. Sedangkan variasi harga akan memberikan sebuah fenomena seperti diskon, ketika si retail memberikan diskon yang besar maka permintaan konsumen akan meningkat dan sangat berpengaruh selanjutnya seperti logika di atas, permintaan akan selalu meningkat di setiap stage supply chain.

Transportation SCM

Transportasi

Transportasi mengacu pada pergerakan produk dari satu lokasi ke lokasi lain karena membuat jalan dari awal rantai pasokan untuk menangani pelanggan. Dalam ini terlihat luas menarik baru di bisnis transportasi, termasuk Supply Chain Management, Logistik, & pengadaan. Biaya transportasi barang dalam jumlah Amerika Serikat untuk sekitar 6% dari PDB.Banyak produsen & pengecer telah menemukan bahwa mereka dapat menggunakan keadaan seni manajemen rantai pasokan untuk mengurangi biaya persediaan & pergudangan sedangkan mempercepat pengiriman ke pelanggan akhir. Setiap keberhasilan Rantai pasokan adalah berhubungan erat dengan penggunaan yang tepat transportasi. Wal-Mart telah efektif digunakan sistem transportasi responsif untuk menurunkan biaya secara keseluruhan. Di DC, Wal-Mart menggunakan cross-docking, sebuah proses di mana produk yang dipertukarkan antara truk sehingga truk masing-masing pergi ke toko ritel memiliki produk bentuk pemasok yang berbeda.
Sementara itu, pertumbuhan booming di pengiriman ke & dari China menciptakan baik peluang kemacetan. Banyak perusahaan besar telah berinvestasi di kantor-kantor membeli signifikan di China, India, & di tempat lain.
Ada dua kunci pemain dalam transportasi yang terjadi dalam rantai pasokan. Pengirim adalah bahwa pihak yang membutuhkan pergerakan produk antara dua titik dalam rantai pasokan.Pengangkut adalah pihak yang bergerak atau mengangkut produk. Untuk misalnya, ketika Dell menggunakan UPS untuk kapal komputer dari pabrik kepada pelanggan, Dell adalah pengirim & UPS carrier.
Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi keputusan operator:
Ø kendaraan terkait yang dikeluarkan apakah kendaraan yang beroperasi atau tidak & dianggap tetap untuk jangka pendek keputusan operasional oleh operator.
  • Biaya operasi tetap umumnya sebanding dengan ukuran fasilitas operasi. Hal ini termasuk biaya yang terkait dengan terminal, bandara gerbang & tenaga kerja yang dikeluarkan apakah kendaraan beroperasi atau tidak.
  • Trip-biaya terkait termasuk harga tenaga kerja dan bahan bakar yang dikeluarkan untuk setiap perjalanan independen dari kuantitas diangkut.
  • Jumlah biaya yang berhubungan dengan bongkar / muat biaya & sebagian dari biaya bahan bakar yang bervariasi dengan kuantitas yang diangkut.
  • Biaya Overhead termasuk biaya perencanaan & penjadwalan jaringan transportasi serta investasi apapun dalam informasi
  • Teknologi.
Sebuah keputusan carrier juga dipengaruhi oleh respon itu berusaha untuk memberikan segmen target & harga yang pasar akan beruang. Berbagai modus transportasi termasuk air, kereta api, intermoda, truk, udara, dan pipa & paket operator. Air biasanya modus yang paling murah tetapi juga paling lambat sedangkan operator udara & paket yang paling mahal & paling cepat. Rail & air yang paling cocok untuk rendah nilai. Pengiriman besar yang tidak perlu dipindahkan terburu-buru. Air & paket operator yang paling cocok untuk kecil, bernilai tinggi, pengiriman darurat. Intermoda TL operator lebih cepat dari kereta api & air tapi agak amore mahal. LTL operator yang paling cocok untuk pengiriman kecil yang terlalu besar untuk operator paket tetapi jauh kurang dari TL.Membuat Keputusan Transportasi dalam praktek:
Manajer harus memastikan bahwa strategi perusahaan transportasi mendukung strategi kompetitif. Perusahaan harus mengevaluasi fungsi transportasi didasarkan pada kombinasi biaya transportasi, biaya-biaya lain seperti persediaan dipengaruhi oleh keputusan transportasi, & tingkat respon yang dicapai dengan pelanggan. Manajer harus mempertimbangkan kombinasi transportasi milik perusahaan & outsourcing untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Wal-Mart telah menggunakan transportasi respon untuk mengurangi persediaan dalam rantai pasokan. Mengingat pentingnya transportasi untuk keberhasilan strategi mereka, mereka sendiri Armada transportasi & mengelola sendiri. Sistem transportasi untuk ekonomi baru harus sangat responsif tetapi sebagian juga dapat memanfaatkan setiap kesempatan untuk agregasi, beberapa kasus bahkan dengan pesaing, untuk membantu mengurangi biaya transportasi pengiriman kecil. Manajer harus menggunakan teknologi informasi yang tersedia untuk membantu mengurangi biaya & meningkatkan respon dalam jaringan transportasi mereka. Satelit sistem komunikasi berbasis memungkinkan operator untuk berkomunikasi dengan kendaraan masing-masing di armada mereka.Tujuan rantai suplai adalah untuk meminimalkan total biaya sambil memberikan tingkat yang diinginkan respon kepada pelanggan.

DESAIN JARINGAN RANTAI PASOK Network Design

DESAIN JARINGAN RANTAI PASOK
Keputusan desain jaringan rantai pasokan meliputi penugasan peran fasilitas, lokasi pemrosesan (manufacturing), penyimpanan, dan transportasi yang berhubungan dengan fasilitas, dan alokasi kapasitas dan pasar pada masing-masing fasilitas. Keputusan desain jaringan rantai pasokan dikelompokkan menjadi:
  1. Peran fasilitas
  2. Lokasi fasilitas
  3. Alokasi kapasitas
  4. Alokasi pasar dan penawaran
Keputusan desain jaringan memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja karena keputusan ini menentukan susunan dari rantai pasokan dan seperangkat hambatan yang menyertainya dalam pemicu rantai pasokan lainnya juga dapat digunakan untuk mengurangi biaya rantai pasokan atau untuk meningkatkan daya merespon. Seluruh keputusan desain jaringan ini berdampak pada masing-masing lainnya dan harus menjadi pertimbangan.
  • Keputusan-keputusan mengenai peran fasilitas itu penting karena keputusan tersebut menentukan kefleksibelan rantai pasokan dalam perubahannya untuk mempertemukan penawaran.
  • Keputusan lokasi fasilitas memiliki dampak jangka panjang dalam kinerja rantai pasokan karena sangatlah mahal dalam menghentikan fasilitas atau memindahkan ke lokasi yang berbeda. Keputusan lokasi yang tepat dapat membantu rantai pasokan untuk lebih merespon agar berbiaya rendah.
  • Keputusan alokasi kapasitas juga memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja rantai pasokan. Mengingat alokasi kapasitas dapat dirubah dengan lebih mudah dibanding lokasi, keputusan kapasitas cenderung tetap pada beberapa tahun. Mengalokasikan terlalu banyak fasilitas tidak menghasilkan banyak kegunaan, hal ini memyebabkan berbiaya tinggi.
  • Alokasi sumber permintaan dan pasar pada fasilitas juga memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja rantai pasokan karena berdampak pada total produksi, persediaan, dan biaya transportasi yang terjadi pada rantai pasokan untuk kepuasan permintaan pelanggan. Keputusan ini seharusnya dipertimbangkan sehingga alokasi dapat dirubah seperti keadaan pasar atau perubahan kapasitas pabrik.
Faktor yang mempengaruhi keputusan desain jaringan
Berikut ini merupakan macam-macam faktor yang mempengaruhi keputusan desain jaringan dalam rantai pasokan.
1. Faktor strategik
Sebuah strategi bersaing perusahaan memiliki dampak yang signifikan pada keputusan jaringan desain dalam rantai pasokan. Perusahaan yang berfokus pada cost leadership akan berusaha untuk menemukan atau menciptakan biaya yang paling rendah untuk fasilitas-fasilitas manufakturingnya. Perusahaan yang berfokus pada tingkat kecepatan merespon cenderung untuk menempatkan fasilitas yang tertutup pada pasar dan mungkin memilih lokasi yang berbiaya tinggi jika pilihan tersebut memenuhi perusahaan untuk memberi reaksi secara cepat pada perubahan pasar yang diperlukan. Jaringan rantai pasokan global dapat mendukung tujuan strategik perusahaan dengan peranan fasilitas yang berbeda di tempat yang berbeda pula.
2. Faktor tehnologi
Karakteristik yang terdapat pada tehnologi produksi memiliki dampak yang signifikan terhadap keputusan jaringan desain. Jika tehnologi produksi menampilkan economies of scale yang signifikan, sedikit lokasi yang berkapasitas tinggi akan lebih efektif. Berbeda halnya dengan fasilitas yang berbiaya tetap yang lebih rendah, banyak fasilitas-fasilitas local yang dipersiapkan karena ini akan membantu biaya transportasi yang lebih rendah. Fleksibilitas dalam tehnologi produksi berdampak pad tingkat konsolidasi yang dapat dicapai oleh jaringan.
3. Faktor makroekonomi
Faktor-faktor ini meliputi pajak, bea cukai, tingkat kurs, dan faktor ekonomi lainnya yang tidak ada dalam diri perusahaan tersebut. Faktor ini memiliki dampak yang signifikan terhadap kesuksesan atau kegagalan dari jaringan rantai pasokan.
4. Faktor politik
Stabilitas politik dalam suatu negara merupakan hal yang sangat dipertimbangkan karena memiliki dampak yang signifikan terhadap peranan dalam pilihan lokasi. Perusahaan lebih memilih untuk menempatkan fasilitas pada lokasi atau Negara yang memiliki tingkat stabilitas yang memberikan kejelasan dalam hal aturan-aturan perdagangan dan kepemilikan.
5. Faktor infrastruktur
Keberadaan infrastruktur yang baik merupakan prasyarat yang penting dalam mengalokasikan fasilitas pada area tertentu. Infrastruktur yang jelek akan semakin menambah biaya bisnis.
6. Faktor kompetitif
Perusahaan harus mempertimbangkan strategi, ukuran, dan lokasi pesaing saat merancang jaringan rantai pasokannya. Pembuatan keputusan penting perusahaan adalah saat menetapkan fasilitas perusahaan tersebut agar tidak dapat diakses oleh pesaing atau dengan kata lain jauh dari pesaing.
7. Waktu respon pelanggan dan kehadiran lokal
Perusahaan yang memiliki target pelanggan yang dapat merespon dalam waktu yang cepat harus menempatkan fasilitas yang tertutup bagi pelanggan tersebut. Jika perusahaan mengirimkan produknya kepada pelanggan, itu berarti bahwa transportasi haruslah sedikit dibangun dan tetap meningkatkan waktu respon yang singkat. Pilihan ini berakibat meningkatnya atau bertambahnya biaya transportasi. Lebih lanjut, banyak situasi yang menghendaki fasilitas-fasilitas tersebut bagi para pelanggan.
8. Biaya logistik dan fasilitas
Biaya logistik dan fasilitas yang terjadi dalam rantai pasokan dapat mengalami perubahan seperti jumlah fasilitas, lokasi dan alokasi kapasitas. Perusahaan harus mempertimbangkan, persediaan, transportasi dan biaya fasilitas saat perusahaan tersebut merancang jaringan rantai pasokan. Semakin meningkatnya biaya persediaan dan fasilitas, maka semakin besar pula jumlah fasilitas yang digunakan dalam rantai pasokan. Semakin kecil biaya transportasi, maka jumlah fasilitas semakin besar. Jika jumlah fasilitas bertambah pada suatu titik dimana dalam perjalanan economis of scale hilang, maka biaya transportasi bertambah. Jumlah total logistik adalah seluruh persediaan, transportasi dan biaya fasilitas.
Kerangka dalam keputusan desain jaringan
Keberhasilan dalam merancang jaringan rantai pasokan akan memaksimumkan keuntungan perusahaan saat permintaan kebutuhan pelanggan terpuaskan dan memiliki daya respon. Keputusan desain jaringan dibuat dalam empat tahap:
  1. Menetapkan rancangan atau strategi rantai pasokan. Tujuan dari tahap ini adalah untuk menetapkan rancangan rantai pasokan yang besar. Ini termasuk pula menentukan tahap-tahap dalam rantai pasokan dan tiap-tiap fungsi rantai pasokan yang akan digunakan.
  2. Menetapkan susunan fasilitas regional. Tujuan dari tahap ini adalah mengidentifikasi wilayah dimana akan diletakkan, aturan-aturan yang berlaku, dan kapasitasnya.
  3. Memilih seperangkat tempat potensial yang diinginkan. Tujuan dari tahap tiga adalah memilih seperangkat tempat potensial yang diinginkan dalam tiap-tiap wilayah dimana fasilitas tersebut akan diletakkan. Tempat harus dipilih berdasarkan pada analisis yang tersedia dalam infrastuktur untuk mendukung metodologi produksi yang diinginkan.
  4. Pemilihan lokasi. Tujuan dari tahap ini adalah untuk memilih lokasi yang tepat dan lokasi kapasitas untuk masing-masing fasilitas. Perhatian dibatasi pada tempat potensial yang diinginkan yang telah dipilih pada tahap tiga.
Model lokasi fasilitas dan alokasi kapasitas
Keberhasilan manajer dalam menetapkan fasilitas dan mengalokasikan kapasitas seharusnya dioptimalkan pada sseluruh profitabilitas dari hasil jaringan rantai pasokan saat meningkatkan daya merespon yang tepat pada pelanggan. Manajer harus mempertimbangkan banyak trade-off selama perancangan jaringan. Manajer menggunakan model desain jaringan dalam dua keadaan yang berbeda, yaitu:
  1. Model yang digunakan untuk memutuskan lokasi dimana fasilitas akan didirikan dan kapasitas yang ada pada tiap-tiap fasilitas. Manajer harus membuat keputusan berdasarkan waktu yang akan datang dimana lokasi dan kapasitas tidak dapat dirubah.
  2. Model yang digunakan untuk menentukan permintaan langsung atas ketersediaan fasilitas dan mengidentifikasi jalan sepanjang produk akan dilewatkan. Manajer harus mempertimbangkan keputusannya pada dasar seperti permintaan harga, perubahan kurs dan perubahan bea cukai.
Source: http://kumpulan-artikel-ekonomi.blogspot.com/2009/11/desain-jaringan-rantai-pasokan.html

MANAJEMEN LOGISTIK (SCM)

LOGISTIK
MANAJEMEN LOGISTIK
Manajemen logistik merupakan bagian dari proses supply chain yang berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan efektivitas dan efisiensi penyimpanan dan aliran barang, pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan (point of origin) hingga titik konsumsi (point of consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan.
PENGERTIAN
  • Logistik berasal dari bahasa Yunani Kono yaitu ’Logistikos’ yang berarti ’terdidik/pandai’ damal memperkirakan/berhitung.
  • Donald J.Bowersok (2000), Logistik didefinisikan sebagai “Proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahaan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang jadi dari supplier, di antara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para langganan”
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN LOGISTIK

JENIS BARANG DALAM MANAJEMEN LOGISTIK
1. Barang konsumsi : barang yang dihasilkan poerusahaan untuk kepaentingan konsumen akhir
  • Prodesun – Konsumen
  • Produsen – Pengecer – Konsumen
  • Produsen – Pedagan Besar – Pengecer – Konsumen
  • Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen
  • Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
2. Barang Industri : suatu barang yang dihasilkan perusahaan untuk kepentingan industri
  • Produsen – Pemakai industri
  • Produsen – Distributor industri – Pemakai industri
  • Produsen – Agen – Pemakai industri
  • Produsen – Agen Distributor industri – Pemakai industry
Berikut ini adalah siklus logistik:

sumber:
Meindil, Peter and Sumil Chopra, 2007, “Supply Chain Management”, New Jersey: Pearson.
Rahman, S., & Wu, Y.-C. J. (2011). Logistic outsourcing in China: the manufacturer-cum-supplier perspective. Supply Chain Management: An International Journal, 462-473.

Supply Chain Drivers (lanjutan) Supply Chain Drivers


  • Facilities

  • Peran dalam supply chain : letak dimana dari rantai pasokan.
    Peran dalam strategi kompetitif : Fasilitas merupakan kunci driver dari performansi supply chain dalam konteks responsif dan efisien.
    Komponen dari fasilitas :
    1. Peran      -> Untuk fasilitas produksi, perusahaan harus memutuskan apa mereka akan fleksibel, khusus atau kombinasi dari dua.kapasitas fleksibel dapat digunakan untuk banyak priduk tapi efeknya menjadi kurang efisien.sedangkan kapsitas yang khusus hanya dapat digunakan untuk produk yang terbatas sehingga lebih efisien.perusahaan juga harus memutuskan design dari fasilitas yang lebih fokus terhadap produk atau fungsi.
    2. location    -> memutuskan dimana perusahaan akan meletakan fasilitas .dalam penetuannya perusahaan harus mempertimbangkan situasi dari mulai segi faktor makro ekonomi,kualitas pekerja,biaya pekerja,biaya fasilitas,ketersediaan infrastruktur,kedekatan dengan pelanggan,dan faktor strategi lainnya.
    3. capacity  -> perusahaan harus menentukan kapasitas dari fasilistas untuk melaksanakan sebagaimana fungsinya.apabila kapasitas jumlahnya besar maka akan membuat perusahaan menjadi lebih fleksibel dalam memenuhi kebutuhan tapi hal ini akan menimbulkan biaya yang tidak sedikit yang dapat menurunkan efisiensi,sedangkan bila kapastias jumlahnya kecil maka responsif akan lebih berkurang tapi akan mejadi lebih efisien.

    • Inventory
    Peran dalam supply chain : untuk menyeimbangkan antara demsnd dan supply dalam supply chain.
    Peran dalam strategi kompetitif : dengan menyediakan inventory yang jumlahnya banyak maka akan menjadi lebih responsif dan dapat menjadi lebih dekat dengan customer.
    Komponen dari inventory :
    1. Cycle inventory      -> rata rata jumlah inventory yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan permintaan biasanya.
    2. Safety inventory   -> diadakan guna memenuhi ekspektasi dari sebuah perkiraan kedepannya.misal pada saat tahun baru,hari besar dan yang lainnya.
    3. Seasonal inventory -> diadakan untuk memenuhi permintaan pada saat musim musim tertentu.misal pada saat musim hujan dengan inventory produk payung.
    • Transportation
    Peran dalam supply chain : memindahkan suatu barang dari satu point ke point selanjutnya
    Peran dalam strategi kompetitif : mendekatkan kepada pelanggan.apabila pelanggan mau membayar dengan fee yang lebih tinggi maka akan menjadi lebih responsive,tapi bila tidak maka perusahaan akan menggunakan mode transportasi yang normal.
    Komponen dari transportation:
    1. Design of transportation newtork à transportation network adalah kumpulan dari mode transportasi,lokasi dan rute produk yang dikirimkan. perusahaan harus menentukan mode transportasi apa yang dapat mensuply secara langsung dari sember ke titik terdekat customer.
    2. choice of transportation mode à mode transportasi adalah adalah cara di mana suatu produk akan dipindahkan dari satu titik lokasi ke lokasi lainnya dalam jaringan supply chain.perusahaan bisa menentukan memakai truck,mobil,pesawat atau yang lainnya.

    • Information
    Peran dalam supply chain : informasi yang bagus dapat memperbaiki penggunaan dan responsif dari fasilitas.informasi dapat berefek sangat dalam terhadap driver lainnya dalam supply chain.
    Peran dalam strategi kompetitif : digunakan untuk membuat perusahaan lebih efisien dan lebih responsif.pertumbuhan teknologi informasi industri yang luar biasa merupakan bukti dari dampak informasi yang dapat meningkatkan perusahaan. selain itu informasi juga di gunakan untuk mereduksi biaya dan menignkatkan responsif perusahaan.
    Komponen dari information:
    1. Push Vs Pull -> Push sistem umumnya memerlukan informasi dalam bentuk kebutuhan bahan perencanaan untuk mengambil jadwal produksi induk . push sistem juga melakukan spekulasi demand. sedangkan, pull sistem membutuhkan permintaan aktual untuk ditransmisikan sangat cepat sepanjang seluruh rantai pasok sehingga produksi dan distribusi dapat merefleksikan permintaan secara akurat.
    2. Coordination and Information Sharing -> koordinasi dalam supply akan terjadi ketika seluruh tahapan dari supply chain bekerja menuju maksimalisasi profit dalam supply chain berdasarkan informasi yang ada.kurangnya koordinasi dapat menyebakan kehilangan keuntungan secara signifikan.
    3. Forecasting and aggregate supply planning -> permintaan merupakan sebuah seni dan ilmu dalam membuat proyeksi permintaan di masa depan dan kondisi masa depan.untuk memperoleh informasi mengenai peramalan bisa menggunakan aplikasi yang lebih canggih yang di gunakan untuk meramalkan permintaan di masa depan.sedangkan agregate planning digunakan untuk merubah data peramalan menjadi rencana aktivitas guna memenuhi permintaan yang telah diramalkan.
    • Sourcing
    Peran dalam supply chain : sourcing adalah himpunan proses bisnis yang dibutuhkan untuk membeli barang dan jasa.dengan kata lain,aktivitas apa yang akan dilakukan oleh perusahaan dan mana yang akan di outsourcing kan ke perusahaan lain.
    Peran dalam strategi kompetitif : dapat membantu perusahaan untuk menjadi lebih responsif apabila dirasa oleh perusahaan akan meningkatkan biaya apabila perusahaan melakukannya sendiri.
    Komponen dari sourcing:
    1. IN-House outsource
    2. Supplier selection
    3. Procurement

    • Pricing
    Peran dalam supply chain : dapat digunakan untuk memilih segmen pelanggan yang akan di layani dan yang akan membeli produk.harga juga dapat menentukan tingkat responsif dari suatu supply chain.
    Peran dalam strategi kompetitif : merupakan atribut penting perusahaan dalam melaksanakan strategy competitive,perusahaan menggunakan harga untuk membangun supply chain dalam mempertemukan antara dua keinginan seperti transportasi dengan ketersediaan produk.
    Komponen dari pricing:
    1. Pricing and economic of scale
    2. everyday low pricing Vs high-low pricing
    3. Fixed pricing Vs Menu Pricing

    sumber:
    Meindil, Peter and Sumil Chopra, 2007, “Supply Chain Management”, New Jersey: Pearson.
    Rahman, S., & Wu, Y.-C. J. (2011). Logistic outsourcing in China: the manufacturer-cum-supplier perspective. Supply Chain Management: An International Journal, 462-473.

    Supply Chain & Supply Chain Management

    Istilah supply chain dan supply chain management sudah menjadi jargon yang umum kita jumpai di berbagai media baik majalah manajemen, buletin, koran, buku ataupun dalam diskusi-diskusi. Namun tidak jarang kedua term diatas di persepsikan secara salah. Banyak yang mengkonotasikan supply chain sebagai suatu software. Bahkan ada yang mempersepsikan bahwa supply chain hanya dimiliki oleh perusahaan manufaktur saja, sehingga pernah suatu saat saya menerima statement dari petinggi perusahaan bahwa perusahaannya tidak memiliki supply chain karena tidak memiliki fasilitas produksi sama sekali.
    Sebagai disiplin, supply chain management memang merupakan suatu disiplin ilmu yang relative baru. Cooper (1997) bahkan menyebut istilah “supply chain management” baru muncul di awal tahun 90-an dan istilah ini diperkenalkan oleh para konsultan manajemen. Saat ini supply chain management merupakan suatu topic yang hangat, menarik untuk didiskusikan bahkan mengundang daya tarik yang luar biasa baik dari kalangan akademisi maupun praktisi.
    Supply Chain
    Supply chain dapat didefinisikan sebagai sekumpulan aktifitas (dalam bentuk entitas/fasilitas) yang terlibat dalam proses transformasi dan distribusi barang mulai dari bahan baku paling awal dari alam sampai produk jadi pada konsumen akhir. Menyimak dari definisi ini, maka suatu supply chain terdiri dari perusahaan yang mengangkat bahan baku dari bumi/alam, perusahaan yang mentransformasikan bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau komponen, supplier bahan-bahan pendukung produk, perusahaan perakitan, distributor, dan retailer yang menjual barang tersebut ke konsumen akhir. Dengan definisi ini tidak jarang supply chain juga banyak diasosiasikan dengan suatu jaringan value adding activities.
    Bisa kita bayangkan bagaimanakah jaringan supply chain dari suatu produk tertentu. Kita ambil saja satu contoh barang yang sudah sangat kita kenal, mobil misalnya. Berbagai macam aktivitas dan perusahaan terlibat dalam pembuatan suatu mobil sampai ia ada ditangan konsumen akhir. Kalau kita lihat dari titik perusahaan perakitan sampai aliran barang ke konsumen, mungkin akan terlihat “sederhana”. Dari perakitan akhir, mobil-mobil akan di distribusikan melalui dealership sampai mobil-mobil ini ada di showroom-showroom untuk akhirnya sampai ke pemakai. Pada rantai jaringan inipun juga terlibat jaringan after sales services yang siap melayani konsumen mulai dari perawatan dilengkapi dengan supply komponen pengganti.
    Kalau kita tarik dari perakitan sampai ke bahan baku, maka jaringan supply chain ini akan semakin kompleks. Berbagai komponen, modul dan sub komponen yang terlibat untuk dapat dirakitnya suatu mobil. Di titik paling hulu adalah industri yang menghasilkan plastik, baja/besi, aluminium, dan karet untuk ban, gasket dan komponen dari karet lainnya, serta kulit yang digunakan untuk jok mobil. Bisa kita bayangkan, ada ribuan aktivitas yang terlibat.
    Nah, dari gambaran dan definisi diatas maka kita bisa lihat bahwa supply chain sebagai suatu aktivitas ataupun proses bisnis akan selalu ada. Dan bahkan keberadaannya telah ada sejak suatu aktivitas transformasi barang dan pendisitribusiannya ke konsumen akhir dimulai. Jadi, apakah suatu perusahaan menerapkan prinsip-prinsip manajemen supply chain atau tidak, perusahaan tersebut akan tetap menjadi bagian dari suatu supply chain. Bahkan perusahaan bisa menjadi bagian lebih dari satu supply chain sekaligus. Supermarket seperti Carrefour misalnya, pada saat yang sama ia menjadi ujung paling bawah (downstream) dari supply chain untuk banyak produk sekaligus. Posisi perusahaan dalam berbagai supply chain dimana ia beroperasi pun bisa berlainan. Perusahaan ban Goodyear misalnya, ia menjadi pemasok untuk pabrik perakitan mobil ketika kita pandang ia sebagai bagian dari supply chain produk mobil. Pada saat yang sama ia juga menjadi manufacturer akhir yang memasok ban langsung ke distributor dan retailer untuk pasar pengguna mobil yang membutuhkan penggantian ban. Di industri elektronika, perusahaan seperti Motorola bisa menjadi supplier bagi AT&T pada supply chain produk tertentu, di lain produk Motorola bisa menjadi customer dari AT&T.
    Sekarang ini, supply chain tidak hanya melibatkan aliran barang dari hulu ke hilir tetapi juga melibatkan aliran barang sebaliknya yaitu dari konsumen kembali ke manufacturer, atau yang disebut dengan reverse supply chain. Aktivitas-aktivitas reverse supply chain meliputi: pengembalian produk cacat, services and maintenance, ataupun aktivitas daur ulang.
    Sangat penting untuk dicatat bahwa dalam suatu supply chain terdapat tiga macam aliran utama, yaitu aliran produk, uang dan informasi. Pengelolaan dan sinkronisasi ketiga aliran inilah yang menjadi ruh dan jiwa dari supply chain management.

    repost: http://baihaqi.wordpress.com/2006/12/16/supply-chain-supply-chain-management/

    Supply Chain Management

    Sejarah
    Manajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, sangat berperan dalam menentukan kemenangan perang, terutama pada perang dunia kedua. Ketika jaman perang sudah lewat, teknik logistik ini sangat terpakai pada urusan pengiriman barang. Di sini terjadi kerjasama antara perusahaan pengiriman dengan gudang, dan pengaturannya mulai dilakukan oleh pihak ketiga.
    Perkembangan selanjutnya, pada era globalisasi mulai banyak perusahaan yang mencari cara bagaimana menurunkan biaya produksi. Banyak perusahaan multinasional memindahkan pabrik ke negara-negara dengan upah buruh murah. Indonesia dan beberapa kawasan di Asia adalah contohnya. Di sini terlihat bahwa logistik memegang peranan yang lebih penting lagi.
    Perkembangan ilmu logistik menjadi lebih hebat lagi ketika munculnya teknologi informasi pada tahun 1980-an. Banyak faktor seperti makin murahnya komputer, makin cepatnya komputer, makin luasnya adopsi internet, bandwidth yang makin murah, membuat orang makin mudah berkomunikasi dan berkolaborasi dengan cara yang semakin efisien. Penerapan teknologi informasi yang semakin meluas ini menekan kesalahan manusia, menekan biaya produksi, meningkatkan kualitas sampai pada tingkatan yang luar biasa.
    Ilmu logistik akhirnya berkembang menjadi satu mata rantai pasokan, dengan pendekatan secara sistem yang integral, yang meliputi Gudang Penyimpanan, Transporasi, Inventory, Pemesanan Barang, dan Jumlah Barang. Kelima komponen tadi harus dioptimalkan secara keseluruhan. Optimalisasi secara individual tidak disarankan karena bisa membuat sistem secara keseluruhan menjadi tidak optimal (atau mahal). Misalnya untuk menekan biaya produksi kita coba pindahkan gudang penyimpanan ke tempat lain yang lebih murah. Tapi mungkin ini akan berakibat ongkos transport yang lebih mahal, dan sebagainya.
    Membangun Sistem Manajemen Rantai Pasokan
    Untuk membangun suatu sistem manajemen rantai pasokan yang optimal, kita harus perhatikan lima hal dasar sebagai-berikut :
    Perencanaan – ini merupakan proses awal yang strategis, harus dipikirkan mulai dari awal bagaimana membuat suatu tolok ukur untuk menentukan tingkat efisiensi, harga, kualitas, dan nilai pada pelanggan
    Pemasokan – pilihlah pemasok-pemasok yang paling baik, dan tentukan tolok ukur untuk menjaga kualitas, komitmen, penerimaan barang, pemeriksaan, pemindahan ke pabrik, serta pembayaran
    Pembuatan – yang ini merupakan langkah pabrikasi, tentukan langkah2 yang diperlukan untuk pembuatan, pemeriksaan, pemaketan, dan persiapan pengiriman. Tentukan tolok ukur yang jelas tentang tingkat kualitas, tingkat produksi, dan produktivitas karyawan
    Pengantaran – bagian ini disebut juga logistik. Atur penerimaan pesanan dari pelanggan, buat jaringan pergudangan, pilih ekspedisi pengiriman barang ke arah pelanggan, dan juga masalah pembayaran
    Pengembalian – bagian ini menangani masalah pengembalian barang cacat atau produksi berlebih dari pelanggan
    Manajemen Rantai Pasokan berbasis Teknologi Informasi Perangkat lunak manajemen rantai pasokan memberikan satu kerangka yang memungkinkan semua bagian yang berbeda-beda berkolaborasi dengan baik menggunakan dengan format yang sama. Teknologi Informasi memungkinkan kita untuk melihat keseluruhan proses secara urut dan teratur meskipun ada sekian banyak sumber yang berbeda-beda.
    Satu contoh betapa hebatnya pengaruh teknologi informasi :
    Misalnya anda adalah pengusaha garmen dengan beberapa pabrik di dalam dan luar negeri. Suatu hari salah satu pabrik anda di luar negeri mengalami kerusakan, dan akibatnya bisa mempengaruhi terlambatnya suatu pesanan besar dari satu pelanggan utama. Teknologi Informasi mampu membuat suatu perangkat lunak manajemen rantai pasokan yang sangat canggih, sehingga manajer bisa menemukan beberapa alternatif solusi untuk tetap memenuhi pesanan tadi meskipun salah satu pabrik rusak…
    Nah, jika anda pengusaha yang memiliki beberapa pabrik atau mitra, kalau belum memiliki suatu sistem yang terintegrasi, sekaranglah saatnya melirik pada perangkat lunak Manajemen Rantai Pasokan atau disebut juga sebagai SCM (Supply Chain Management) ini.
    Sumber :
    Tony Seno Hartono
    http://tonyseno.blogspot.com/2008/09/manajemen-rantai-pasokan-scmsupply.html