Jumat, 26 Februari 2010

Memaafkan Orang Lain

Memaafkan Orang Lain

Oleh : Inna Hudaya

Tidak sedikit dari perempuan yang melakukan aborsi masih menyimpan amarah pada orang-orang yang terlibat dengan tindakan aborsinya, terutama pasangan yang pada akhirnya membuat mereka harus mengambil keputusan tersebut. Bahkan tidak sedikit pula perempuan yang merasakan kemarahan pada pasangannya karena di tinggalkan sebelum atau sesudah aborsi. Amarah ini biasanya terpendam seiring penyangkalan terhadap aborsi yang di lakukannya. Biasanya kebanyakan perempuan menyembunyikan amarah nya ini dari lingkungannya karena merasa takut terisolasi. Justru emosi yang terisolasi seperti inilah yang dapat mempersulit proses pemulihan.

Anda harus bisa menerima bahwa melakukan aborsi adalah bagian dari masa lalu anda dan apapun yang telah anda lakukan yang memperburuk keadaan anda saat ini takkan banyak mengubah keyataaan yang tengah anda hadapi saat ini. Anda mungkin membenci atau merasakan kemarahan pada orang lain yang ikut andil dalam aborsi anda hingga membuat anda berada di posisi rapuh dan memaksa anda harus melewati masa-masa sulit yang berat dengan berbekal hati yang lemah. Namun anda tak pernah tahu isi hati seseorang, hanya tuhan yang mengerti semua alasan di balik semua itu..

Anda harus belajar untuk melepaskan penghakiman atas diri orang lain atau diri anda sendiri, menyerahkan segala nya pada kuasa tuhan dan berharap tuhan lah yang akan membuka jalan bagi pemulihan diri anda.

Anda tidak perlu lagi menyesali setiap cuil kepahitan yang anda alami selama ini. Anda tidak akan melemparkan penderitaan yang anda rasakan di atas pundak orang lain. Serahkan pada tuhan segala kebencian dan amarah yang anda rasakan. Tuhan mengasihi anda jauh melebihi kemampuan anda menghambakan diri padanya, anda masih juga di berikan kepedihan hidup agar anda mampu melewatinya dan menemukan ketegaran yang luarbiasa. Inilah jalan hidup yang telah anda buat dengan tangan anda sendiri, dan tuhan telah memberi anda pilihan untuk menebus dan memperbaiki semasa anda masih punya waktu untuk menghargainya.

Ingatlah, bahwa ketika anda merasa sendiri ternyata Tuhan ada di samping anda dan membukakan jalan bagi semua orang yang menyayangi anda untuk melihat anda dalam keadaan yang lemah agar mereka yang mengasihi anda dapat mengulurkan tangan mereka untuk menunjukkan kasih dan kepedulian mereka terhadap anda.

Ketika anda merasa terpuruk maka Tuhan pun membawa anda pada orang-orang yang sebelumnya telah melampaui jalan yang anda tempuh agar anda belajar dari kekuatan mereka dan menemukan kebenaran sejati dalam setiap keterpurukan orang-orang di sekitar anda. Tuhan telah membawa anda melihat dunia lewat mata-Nya, bahwa setiap apa yang buruk di hadapan manusia sejatinya tak selalu buruk di mata tuhan. Bahwa apa yang tampak sempurna di mata manusia tak selalu benar di mata tuhan.

Memberi ampunan pada seseorang yang telah melukai perasaan anda tentunya bukan hal yang mudah, butuh waktu dan pemahaman yang lama untuk sampai pada titik di mana anda melihat bahawa pengampunan adalah salah satu cara untuk bisa berdamai dengan diri sendiri dan menerima bagian dari diri anda yang terpisah dari kenyataan ideal yang anda harapkan.

Untuk sampai pada tahap ini anda kita harus mampu melihat jauh ke dalam permasalahan anda dan menilhat inti perubahan yang anda inginkan. di saat anda menyadari seberat apa masalah yang anda hadapi, maka akan jauh lebih mudah bagi anda untuk memperkirakan langkah penyelesaian yang terbaik bagi pemulihan diri anda. Namun pada saat yang bersamaan anda akan menyadari bahwa tahapan pemulihan diri anda akan selalu terhambat ketika anda belum bisa melepaskan amarah yang membelenggu hati dan fikiran anda.

Amarah dan kebencian itu seperti ikatan yang kuat yang menutupi mata hati anda, hingga kemanapun anda melangkah segala sesuatunya akan terlihat gelap terhalang oleh amarah dan kebencian. Di sinilah anda akan menyadari bahwa sudah saatnya anda melepaskan belenggu amarah yang menghalangi proses pemulihan diri anda, sedikit demi sedikit anda menerima amarah itu sebagai bagian emosi yang tidak bisa lepas dari manusia, namun pada saat bersamaan pula anda belajar mengarahkan amarah anda pada bentuk emosi yang jauh lebih terkendali. Anda tidak dapat melawan amarah, karena amarah adalah suatu bentuk emosi yang sangat manusiawi, hanya saja anda tidak dapat membiarkan amarah menguasai diri anda. Perlahan-lahan anda rangkul amarah anda sebagai bagian diri anda dan mengolahnya sebagai bentuk kecil kekecewaan. Dan pada akhirnya anda akan menyadari bahwa satu-satunya kunci utama yang dapat menundukkan amarah dalah pengampunan. Tidak hanya pengampunan bagi mereka yang telah melukai anda namun juga pengampunan bagi diri anda sendiri yang telah membiarkan dilukai oleh amarah.

Jika Tuhan saja Maha Pengampuan maka siapakah diri kita yang begitu sulit memberikan ampunan….ampunan Tuhan takkan menjangkau diri kita selama kita masih terbelenggu oleh amarah….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih, komentar anda sangat berarti bagi ega. Isi pendapat anda tentang blog ini di Testimoni. Tinggalkan pesan di Blogroll untuk tukaran link